Harapan Baru dan Kualitas Diri

Kalau boleh kita menyebut makhluk apa yang paling egois, maka waktu adalah makhluk yang paling tepat menyandang gelar itu. Keberadaan waktu yang terus bergulir, tidak ada yang mampu menghentikannya. Pantaslah ada kata bijak yang menyebutkan bahwa, waktu tidak akan menunggu kita, karena itu kitalah yang harus menunggu waktu dengan berbagai persiapan.

Setiap pergantian tahun, baik hijriah maupun masehi, biasanya orang menciptakan harapan-harapan baru untuk kehidupan yang lebih baik. Memiliki harapan menjadi lebih baik bukan sekedar hal, tapi juga kewajiban. Dengan selalu memiliki harapan agar menjadi lebih baik, mencerminkan sifat optimis, jauh dari sifat putus asa yang dilarang agama. Tapi, memelihara harapan saja tidak cukup tanpa melakukan perbaikan kualitas diri. Jika seseorang berharap masa depan yang dengan hasil yang lebih baik, maka dia harus memiliki kualitas diri yang jauh lebih baik, sehingga dia dapat bertindak dengan lebih baik pula.

Mengapa kualitas diri perlu ditingkatkan? Setiap orang yang bekerja akan mendapatkan bayaran dan mendapat penilaian yang pantas dan sesuai dengan kualitas yang dimilikinya. Orang yang memiliki banyak keahlian, berarti dia memiliki kualitas diri, karena itu dia pantas mendapat bayaran yang besar atas semua yang dihasilkannya. Begitu pun sebaliknya. Orang yang memiliki kualitas diri yang lebih baik dibandingkan orang yang rata-rata, akan memiliki kesempatan berhasil yang lebih besar dibandingkan orang yang rata-rata. Bila seseorang memiliki kualitas dan kemampuan yang rata-rata, apalagi kualitas dan kemampuan rendah, maka dia akan sulit untuk memenangkan kompetisi, karena di zona ini terjadinya persaingan yang ketat.

Namun, perlu diingat setinggi apapun kualitas yang dimiliki, akan tetap menjadi lahan tidur tanpa diiringi aksi nyata. Aksi nyata adalah bentuk lain dari doa untuk menggapai harapan.

Comments